A. Rasional dan Tujuan
ME merupakan bagian integral dari pengelolaan pendidikan baik di tingkat mikro (sekolah), meso (kandep, kanwil), maupun makro (departemen). Hal ini didasari pemikiran bahwa ME dapat mengukur tingkat kemajuan pendidikan di sekolah. ME menghasilkan informasi yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan. Karena itu, keberhasilan ME ditentukan oleh informasi yag cepat, tepat, dan cukup untuk pengambilan keputusan. Pelaksanaan MPMBS memerlukan ME yang intensif dan terus-menerus.
Monitoring adalah proses pemantauan untuk mendapatkan informasi pelaksanaan MPMBS. Jadi, fokus monitoring pada proses pelaksanaan MPMBS bukan pada hasilnya. Sedangkan evaluasi ialah proses mendapatkan informasi tentang hasil MPMBS. Informasi hasil ini dibandingkan dengan sasaran yang telah ditetapkan. Bila sesuai berarti program MPMBS efektif.
ME MPMBS bertujuan untuk:
(1) mendapatkan informasi sebagai masukan dalam pengambilan
keputusan.
(2). Memberi masukan (umpan balik) bagi perbaikan pelaksanaan MPMBS
baik konteks, input, proses, output, maupun outcome
(Depdiknas,2002).
B. Komponen-komponen MPMBS yang Di-ME
1. Konteks adalah eksternal sekolah berupa tuntutan (demand) dan
dukungan (support) yang berpengaruh terhadap input sekolah.
Evaluasi konteks adalah evaluasi kebutuhan (needs assessment).
2. Input
3. Proses
4. Output
5. Outcome ialah hasil MPMBS jangka panjang. Bedanya dengan output adalah output masih dampak pendidikan jangka pendek, sedangkan outcome merupakan dampak pendidikan jangka panjang baik terhadap siswa maupun sosial. Alat evaluasinya umumnya menggunakan analisis biaya dan manfaat (cost-benefit analysis) (Depdiknas,2002)
C. Jenis ME
Ada dua jenis ME: internal dan eksternal. ME internal ialah ME yang dilakukan sekolah. Tujuannya utama ME internal adalah untuk mengetahui tingkat kemajuan sekolah sehubungan dengan sasaran-sasaran sekolah. Pelaksana ME internal adalah warga sekolah. ME eksternal ialah ME yang dilakukan pihak luar sekolah seperti Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, Dinas Pendidikan Propinsi, Direktorat SLTP, pengawas, BPG, PT, atau gabungan dari mereka. Hasil ME untuk: sistem hadiah bagi sekolah, meningkatkan iklim kompetensi antar sekolah, kepentingan akuntabilitas sekolah, memperbaiki sistem yang ada secara menyeluruh, dan membantu sekolah mengembangkan dirinya.
D. Rancangan/Disain ME
Rancangan ME meliputi:
(1) penyusunan indikator (konteks, input, proses, output, dan outcome);
(2) penyusunan instrumen berdasarkan indikator-indikator;
(3) penyusunan petunjuk penilaian berupa cara pembobotan, skala penilaian,
perhitungan, dan langkah-langkah penilaian;
(4) pemilihan sumber data berupa pihakterkait;
(5) pemilihan metode pengumpulan data berupa dokumen, pengamatan,
angket, dan wawancara;
(6) pemilihan metode analisis data;
(7)penyusunan prosedur dan jadwal;
(8) penentuan pelaksana ME misalnya ME untuk sekolah pelaksananya terdiri
dari pengawas, wakil dinas, wakil bidang, wakil BPG, dan kalangan
profesional (Depdiknas,2002).
E. Pelaksanaan ME
Yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan ME adalah data yang akurat
dan terbaru dan dianalisis dengan metode analisis yang cocok (Depdiknas,2002)
F. Penyusunan Laporan Hasil ME
Sampul
Halaman judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
Ringkasan Eksekutif
Daftar Gambar
Daftar Tabel
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Pelaksanaan (waktu, tempat, jadwal, petugas/evaluator)
D. Metodologi Evaluasi (metode pengumpulan data, sumber data, instrumen, metode analisis data, dan prosedur ME).
BAB II HASIL EVALUASI
A. Deskripsi Data
B. Hasil Pengolahan Data
1. Hasil Pengolahan Data Setiap Komponen
2. Hasil Pengolahan Data Keseluruhan Komponen Sekolah (agregatif)
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran dan Tindak Lanjut
LAMPIRAN
G. Contoh Instrumen ME untuk Pembinaan MPMBS
Pembinaan kepala sekolah dilakukan berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi terhadap pencapaian hasil MPMBS. Caranya dengan memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan MPMBS saat ini dan mengupayakan peningkatan skor yang telah dicapai sehingga mencapai skor yang maksimal (5). Data pelaksanaan peningkatan mutu di sekolah dikumpulkan oleh pengawas sekolah melalui teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasilnya disimpulkan dalam bentuk kriteria skor sebagai berikut.
0 = kondisi/proses dan hasil sama sekali belum
direncanakan/dilaksanakan/dicapai atau
tidak mendukung sama sekali.
1 = kondisi/perencanaan/pelaksanaan/hasil/peran/tanggung jawab belum
dilaksanakan/dicapai/ditunjuk/tidak mendukung).
2 = kondisi/perencanaan/pelaksanaan/hasil/peran/tanggung jawab sebagian
kecil selesai/mendukung/berhasil memuaskan dengan sebagian besar
ditingkatkan dan mendesak.
3 = kondisi/perencanaan/pelaksanaan/hasil/peran/tanggung jawab telah
selesai/mendukung/berhasil (memuaskan) dengan peningkatan
sebagian kecil dan mendesak.
4 = kondisi/perencanaan/pelaksanaan/hasil/peran/tanggung jawab telah
selesai/mendukung/berhasil (memuaskan) dengan sebagian kecil masih
bisa ditingkatkan tapi tidak mendesak.
5 = kondisi/perencanaan/pelaksanaan/hasil/peran/tanggung jawab telah selesai/mendukung/berhasil tanpa cacat (memuaskan).
Tabel 12
Lembar Observasi Pengelolaan dan Administrasi Sekolah Berbasis MPMBS
No Kondisi 0 1 2 3 4 5
KEADAAN GEOGRAFIS
1. Kondisi dan kesesuaian daerah sekitar ditinjau dari sosial budaya kehidupan masyarakat terhadap pelaksanaan program di sekolah seperti merasa ikut memiliki dan perhatian kepada kepala sekolah.
2. Kondisi dan dukungan iklim komunikasi dan pergaulan masyarakat terhadap lingkungan/masyarakat sekolah yang melaksanakan program di sekolah seperti sifat akomodatif dan peluang yang diberikan untuk pengembangan sekolah.
3. Dukungan alam sekitar terhadap penyelenggaraan pendidikan di sekolah adalah memiliki potensi besar mendukung sukses dan berkembangnya program sekolah, gangguan bencana alam, dan tingkat keterjangkauan masyarakat menuju sekolah.
4. Kesesuaian adat istiadat, agama, dan keyakinan masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan di sekolah adalah kondusif dan memberikan kontribusi kepada sekolah, kerukunan antar agama dan etnis, serta sifat kegotongroyongan.
PERMINTAAN MASYARAKAT AKAN PENDIDIKAN
1. Animo dan dorongan masyarakat dalam melanjutkan pendidikan/sekolah anaknya, dan kualitas calon siswa ditinjau dari nilai hasil ujian nasional.
2. Perkembangan jenis pendidikan di daerah, baik negeri maupun swasta, secara kuantitas dan kualitas serta jumlah lulusan sekolah dasar dari tahun ke tahun.
3. Permintaan masyarakat akan peningkatan mutu pendidikan di daerah, seperti pengayaan materi pelajaran, PBM di sekolah serta animo orang tua untuk memasukkan anaknya yang SLTP ke lembaga bimbingan belajar/tes.
4. Permintaan masyarakat akan relevansi pendidikan di daerah seperti disesuaikan dengan kemampuan ekonomi, kurikulum muatan lokal dan pertimbangannya dengan kemajuan IPTEK serta perkembangan otonomi daerah.
DUKUNGAN ATAU PARTISIPASI MASYARAKAT PADA PENDIDIKAN/SEKOLAH
1. Dukungan/partisipasi dalam bentuk pemikiran seperti dalam bentuk usul, saran, kritik, baik melalui media masa, elektronik ataupun langsung kepada sekolah mengenai berbagai persoalan dan penyelenggaraan pendidikan.
2. Dukungan/partisipasi orang tua/masyarakat dalam bentuk fisik (material/barang) untuk pembangunan sarana dan fasilitas belajar mengajar di sekolah.
3. Dukungan/partisipasi masyarakat/orang tua siswa/BP3 dalam bentuk uang untuk pembangunan sarana dan fasilitas belajar mengajar di sekolah serta proses pembelajaran.
4. Dukungan/partisipasi dalam bentuk moral seperti pembinaan anak di keluarga tentang keagamaan, nilai dan etika, dan sosial kemasyarakatan.
KEBIJAKSANAAN PEMERINTAH
1. Implementasi atau penerapan dan kebijakan pendidikan tingkat nasional oleh sekolah sesuai dengan tingkat kepentingan dan tuntutan daerah.
2. Keberadaan komite sekolah, keanggotaan sekolah di dewan sekolah tingkat kabupaten/kota, dan kerjasama sekolah dengan pemerintah setempat.
3. Implementasi kebijakan daerah dalam mewujudkan otonomi daerah sampai dengan otonomi sekolah melalui dukungan kepada sekolah dalam bentuk uang, material, atau lainnya.
ASPIRASI MASYARAKAT TERHADAP PENDIDIKAN
1. Bentuk dan isi aspirasi masyarakat sekitar sekolah terhadap mutu pendidikan yang berbasis sekolah/masyarakat disampaikan melalui berbagai media, pertemuan, dialog, dan sebagainya.
2. Keberadaan wadah komunikasi di sekolah untuk menampung informasi dan aspirasi dari masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan di daerahnya dan mensosialisasikan/mensinkronkan program sekolah dengan kemauan masyarakat.
3. Keberadaan jaringan informasi sekolah di samping untuk mengetahui perkembangan IPTEK dan masyarakat daerah, nasional dan internasional, juga meningkatkan wawasan, pengetahuan, kebijakan pemerintah dan lainnya.
4. Reaksi sekolah terhadap aspirasi dan informasi dari masyarakat diantaranya sekolah memiliki sikap keterbukaan, responsif, dan tindakan nyata dalam bentuk kebijakan untuk penyelenggaraan pendidikan.
STATUS SOSIAL EKONOMI (SSE) MASYARAKAT
1. Kondisi rata-rata status sosial masyarakat sekitar sekolah.
2. Kondisi rata-rata tingkat perekonomian warga sekitar sekolah.
VISI SEKOLAH
1. Tingkat pemahaman dan penghayatan visi sekolah oleh warga sekolah.
2. Keberadaan dan perumusan visi sekolah dikaitkan dengan keterlibatan warga sekolah.
3. Tingkat Sosialisasi visi sekolah kepada warga sekolah, masyarakat, BP3 dan lainnya.
MISI SEKOLAH
1. Perumusan, isi rumusan, dan keterlibatan warga sekolah dan BP3 dalam penyusunan misi sekolah sebagai penjabaran dari visi sekolah.
2. Tingkat sosialisasi dan pemahaman misi sekolah oleh warga sekolah dan masyarakat.
TUJUAN SEKOLAH
1. Tingkat perumusan Tujuan Sekolah untuk mewujudkan visi dan misi sekolah yang terukur, cerminan dalam suatu sasaran serta tingkat kebersamaan penyusunan tujuan sekolah.
2. Tingkat sosialisasi dan pemahaman tujuan.
3. Variasi dan kuantitas tujuan sekolah.
SASARAN SEKOLAH
1. Keterlibatan warga sekolah dalam perumusan sasaran sekolah, juga perumusan sasaran sekolah berdasarkan pada visi, mis dan tujuan sekolah dengan memperhitungkan tantangan nyata yang dihadapi oleh sekolah dan telah menggambarkan secara kuantitas dan mutu yang akan dicapai.
2. Tingkat sosialaisasi dan pemahaman sasaran.
3. Variasi dan kuantitas sasaran sekolah yang akan dicapai oleh sekolah.
PROGRAM SEKOLAH
1. Perumusan program sekolah berdasarkan atas analisa fungsi-fungsi sumber daya dan atas dasar analisa SWOT serta langkah-langkah pemecahan persoalannya oleh warga sekolah dan masyarakat/BP3
2. Program sekolah mencerminkan dari sasaran yang telah dirumuskan atau ditetapkan sebelumnya dengan perencanaan-perencanaan konkret tentang aspek-aspek mutu yang akan dicapai, kegiatannya, yang melakukan, waktu, tempat, dan biaya yang diperlukan.
3. Program sekolah berisi tentang berbagai aspek yang semuanya untuk meningkatkan mutu sekolah, baik yang bersifat akademik maupun non akademik.
4. Sistematika program kerja sekolah dibuat atau dikelompokkan sesuai sasarannya dengan berbagai indikator seperti: nama program, sasaran, penanggung jawab, kekuatan pendukung, kelemahan/penghambat, strategi, dan perincian lengkap kegiatan.
5. Anggaran program kerja sekolah diformulkasikan dalam bentuk rupiah untuk jangka waktu tertentu(periode) serta alokasi sumber-sumber kepada setiap bagian dengan sumber-sumber dana dapat dialokasikan dari : Rutin, OPF, BP3, bantuan MPMBS, Kesiswaan, dan lainnya.
6. Khusus anggaran dari bantuan MPMBS sebagai pancingan pembiayaan untuk operasionalisasi kegiatan program sekolah bagi peningkatan mutu sekolah.
7. Bentuk atau format anggaran program kerja sekolah disusun terdiri : RAPBS, Anggaran Total, dan Anggaran Tiap Kegiatan.
SUMBER DAYA SEKOLAH
1. Potensi sumber daya sekolah(sarana, prasarana, fasilitas, alat, media, dll)
2. SDM sekolah (jumlah dan kualifikasinya)
3. Sarana dan prasarana (tanah dan gedung), baik luasan, jumlah dan kualifikasinya.
4. Fasilitas ruang, laboratorium, perpustakaan, UKS, BP, dll.
5. Fasilitas mebelair untuk siswa, guru, KS, TU, dll.
6. Sumber dana, jumlah dana, usaha-usaha untuk memperoleh tambahan dana, serta penggunaannya.
7. Optimasi penggunaan sumber daya sekolah.
SISWA/PESERTA DIDIK
1. Sistem rekruitmen, seperti kepanitiaan, persyaratan, dan kerjasama dengan stakeholders.
2. Karakteristik siswa tentang hasil belajarnya, SES, dan prestasi lain.
3. Aktivitas siswa baik yang bersifat akademik maupun non akademik.
KURIKULUM
1. Penerapan Kurikulum Nasional tentang jumlah, jenis, daya serap siswa, dan pengayaan program/materi.
2. Pengembangan dan penerapan kurikulum muatan lokal.
3. Pengembangan kurikulum dalam bentuk silabus, SAP, referensi, diktat, dll.
SIKAP KEMANDIRIAN
1. Pemahaman warga sekolah terhadap swadaya sekolah.
2. Optimasi potensi sekolah apapun jenisnya.
KEUANGAN
1. Penggalian sumber dana dimasyarakat, sekolah dengan berbagai strategi.
2. Peran warga sekolah dalam meningkatkan income generating activity atau unit produksi.
3. Peruntukan biaya bagi setiap program yang menghasilkan tambahan dana bagi sekolah.
4. Donatur/sumber dana baik jumlah, kualifikasi maupun instansi/dunia usaha.
PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN
1. Aktivitas kegiatan pertemuan antara warga sekolah dengan masyarakat.
2. Peran warga sekolah dalam setiap mengadakan/ menyelenggarakan pertemuan/rapat baik berupa usul, kritik, pendapat, dll.
3. Peran masyarakat (BP3/Stakeholders/Komite Sekolah) dalam setiap melakukan pertemuan/rapat dengan sekolah.
4. Bentuk pengambilan keputusan yang didasarkan atas asas musyawarah, mufakat dan demokratis.
PROSES PENGELOLAAN KELEMBAGAAN
1. Dalam pengorganisasian, sekolah telah membuat struktur.
2. Terdapat tugas dan tanggung jawab (job discription) dalam menggerakkan roda organisasi sekolah, antara masing-masing fungsi/bagian dalam organisasi tersebut.
3. Terdapat jaminan hak-hak, kewajiban, penghargaan, dan sanksi bagi warga sekolah.
4. Kerjasama dengan pihak lain (stakeholders).
5. Pengembangan dan inovasi kelembagaan.
6. Peningkatan aturan main atau kebijakan sekolah dalam upaya peningkatan mutu pendidikan.
7. Peningkatan kebiasaan baik dan inovatif di sekolah.
8. Peningkatan peran warga sekolah dalam melaksanakan konsep MPMBS.
9. Peningkatan pengelolaan hubungan kelembagaan baik intern sekolah maupun dengan ekstern sekolah (stakeholders).
PROSES PENGELOLAAN PROGRAM
1. Keberadaan program kerja sekolah yang jelas, terencana, kerjasama dengan pihak lain, dan terukur serta layak dilaksanakan.
2. Keterlibatan warga sekolah, masyarakat dalam pelaksanaan program kerja.
3. Kualitas dan Kuantitas Program Kerja.
4. Strategi Pelaksanan Program dan kesesuaiannya dengan sasaran.
5. Penggunaan analisa SWOT dalam pelaksanaan program kerja sekolah.
PROSES BELAJAR MENGAJAR
1. Inovasi, penggunaan media, evaluasi, dan sebagainya dalam kegiatan guru dalam mengajar.
2. Pengelolaan kelas dilakuakn dengan memperhatikan gender, perbedaan kemampuan siswa, dll.
3. Program pembimbingan siswa, pelaksanaan, dan keberlanjutannya, di samping memperhatikan jenis dan latar belakang siswa.
4. Pengayaan materi pengajaran yang dilakukan sekolah.
5. Referensi mendukung pelajaran.
PROSES EVALUASI
1. Pengembangan bentuk bentuk evaluasi yang dilakukan sekolah.
2. Pelaksanaan evaluasi di sekolah, baik ditinjau dari durasi waktu, model, maupun lainnya.
PROSES KERJASMA DAN PARTISIPASI
1. Keberadaan jaringan kerjasama dan partisipasi masyarakat yang ada di sekolah.
2. Pelaksanaan atau implementasi kerjasama atau partisipasi dari stakeholders.
3. Isi kerjasama dan partisipasi.
AKUNTABILITAS
1. Pertanggungjawaban program oleh sekolah kepada warga sekolah dan masyarakat.
2. Pertanggungjawaban keuangan sekolah kepada warga seklah dan masyarakat.
3. Mekanisme pertanggungjawaban program sekolah dan keuangan sekolah.
4. Kepuasan warga sekolah/masyarakat/BP3 terhadap pertanggungjawaban sekolah.
KEMANDIRIAN
1. Penggalian sumber-sumber dana dari dalam sekolah dan di luar sekolah.
2. Pemanfaatan sumber daya sekolah dalam upaya menambah pendapatan sekolah.
3. Pengadaan income generating unit-unit produksi dan sejenisnya.
PROSES KETERBUKAAN
1. Keberadaan dan operasionalisasi wadah informasi di sekolah.
2. Tingkat kepuasan warga sekolah dan masyarakat terhadap berbagai program dan pertanggungjawaban sekolah.
PROSES KEBERLANJUTAN (SUSTAINIBILITAS)
1. Perumusan sasaran lanjutan program dari sebelumnya oleh sekolah.
2. Perumusan program lanjutan dari sebelumnya oleh sekolah.
3. Strategi yang dipergunakan untuk merumuskan pelaksanaan program lanjutan.
4. Pentahapan pelaksanaan yang direncanakan.
5. Pengembangan dukungan pencapaian sasaran.
PENGELOLAAN KEUANGAN
1. Perincian penggunaan/pembiayaan untuk program sekolah.
2. Proporsi penggunaan biaya untuk program sekolah.
3. Dasar-dasar pembiayaan yang secara yuridis dipakai oleh sekolah.
4. Jenis sasaran yang dibiayai baik yang bersifat akademik maupun non akademik.
5. Ratio pemasukan dan pengeluaran dana.
6. Perangkat administrasi yang diperlukan.
7. Personil penanggung jawab terhadap penggunaan biaya/dana.
PRESTASI AKADEMIK
1. Hasil belajar nasional dan Nilai Rapor lulusan.
2. Hasil-hasli Karya Ilmiah Remaja para siswa.
PRESTASI NON AKADEMIK
1. Prestasi Olah Raga warga sekolah/sekolah.
2. Prestasi Kesenian warga sekolah/sekolah.
3. Prestasi Keterampilan warga sekolah/sekolah.
4. Kreativitas warga sekolah/sekolah.
5. Motivasi belajar siswa.
6. Gemar membaca para siswa.
7. Perkembangan Unit Kegiatan Siswa.
8. Kebersihan, Keindahan, dan Keamanan Sekolah.
9. Tatakrama sekolah oleh warga sekolah.
10 Kedisiplinan warga sekolah.
DAMPAK SECARA AKADEMIK
1. Melanjutkan pendidikan bagi lulusan.
2. Pengalaman dalam bidang keahlian alumni.
DAMPAK SECARA NON AKADEMIK
1. Memasuki dunia kerja bagi lulusan.
2. Imbalan/gaji yang diperoleh oleh lulusan di dunia kerja.
3. Karier yang diraih lulusan.
4. Status sosial dan ekonomi dalam masyarakat bagi lulusan.
Selanjutnya skor-skor yang masih rendah diidentifikasi bersama kepala sekolah dan pihak-pihak yang terkait apa penyebab-penyebabnya dan bagaimana upaya-upaya konkrit untuk memecahkan masalahnya dalam rangka meningkatkan mutu sekolah.
H. Rangkuman
1. ME merupakan bagian integral dari pengelolaan pendidikan baik di tingkat
mikro.
2. Komponen MPMBS yang di-ME adalah konteks, input, proses, output, dan outcome.
3. Ada dua jenis ME: internal dan eksternal.
4. Rancangan ME meliputi 8 hal.
5. Yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan ME adalah data yang akurat
dan terbaru dan dianalisis dengan metode analisis yang cocok.
6. Penyusunan Laporan Hasil ME terdiri atas 3 bab yaitu pendahuluan, hasil
ME, kesimpulan dan saran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar